
Serangan Udara AS ke Fasilitas Nuklir Iran Guncang Pasar Kripto, $595 Juta Likuidasi Posisi Long
23 Juni 2025 - dibaca 26 kaliSerangan udara yang dilancarkan Amerika Serikat terhadap beberapa fasilitas nuklir strategis di Iran telah mengguncang pasar global, termasuk dunia kripto. Ketegangan geopolitik yang meningkat ini memicu gelombang ketidakpastian, mengakibatkan likuidasi besar-besaran di pasar derivatif kripto senilai lebih dari $595 juta hanya dalam hitungan jam.
Menurut data dari CoinGlass, sebagian besar likuidasi terjadi pada posisi long, mencerminkan optimisme yang terpukul di kalangan investor ritel maupun institusional. Bitcoin, yang sempat stabil di atas $104.000, jatuh tajam hingga menyentuh level $97.000 sebelum sedikit pulih.
Dampak Geopolitik Langsung ke Pasar Kripto
Serangan tersebut terjadi di tengah meningkatnya ketegangan antara Iran dan Israel, dan keterlibatan langsung Amerika Serikat dalam konflik semakin memperkeruh suasana. Investor mulai melepas aset berisiko, termasuk saham teknologi dan kripto, dan mencari perlindungan ke aset-aset seperti dolar AS, emas, dan obligasi negara.
“Setiap eskalasi konflik di Timur Tengah membawa dampak signifikan terhadap pasar global,” ujar analis pasar dari BitMetrics, Darren Li. “Khususnya di sektor kripto yang sangat sensitif terhadap sentimen geopolitik.”
Efek Terbesar pada Altcoin dan Leverage Tinggi
Selain Bitcoin, Ethereum dan altcoin utama lainnya juga mengalami koreksi tajam. Posisi leverage tinggi di bursa derivatif seperti Binance, OKX, dan Bybit menjadi target utama gelombang likuidasi.
Altcoin seperti Solana, Avalanche, dan XRP masing-masing mencatat penurunan hingga 8-15% dalam 24 jam terakhir. Para trader yang berharap akan reli pasca-Ethereum ETF minggu lalu tampaknya harus menghadapi kenyataan baru yang jauh lebih volatil.
Reaksi Bursa dan Pelaku Pasar
Beberapa bursa sempat mengalami lonjakan traffic dan keterlambatan dalam eksekusi order. Binance mengeluarkan peringatan kepada pengguna untuk waspada terhadap volatilitas ekstrem dan melakukan manajemen risiko secara aktif.
Sementara itu, sebagian investor melihat peluang jangka panjang dalam koreksi ini. “Volatilitas memang tinggi, tetapi ini bisa menjadi momen akumulasi bagi mereka yang punya pandangan jangka panjang,” ujar Alex Surya, analis independen dari Jakarta.
Dengan belum adanya kejelasan dari pemerintah AS maupun Iran terkait kemungkinan gencatan atau eskalasi lanjutan, pasar kemungkinan masih akan bergerak liar dalam beberapa hari ke depan.
Ketegangan di wilayah Selat Hormuz, jalur vital distribusi minyak dunia, juga meningkatkan ketakutan terhadap dampak lebih luas ke pasar energi dan inflasi global.